Bullying
merupakan sebuah kata serapan dari bahasa Inggris. Bullying berasal dari kata
bully yang artinya penggertak, orang yang mengganggu orang yang lemah.
aBeberapa istilah dalam bahasa Indonesia yang seringkali dipakai masyarakat
untuk menggambarkan fenomena bullying di antaranya adalah penindasan,
penggencetan, perpeloncoan, pemalakan, pengucilan, dan intimidasi.
Bullying
merupakan serangan berulang secara fisik, psikologis, sosial, ataupun verbal,
yang dilakukan dalam posisi kekuatan yang secara situasional didefinisikan
untuk keuntungan atau kepuasan mereka sendiri. Bullying merupakan bentuk awal
dari perilaku agresif yaitu tingkah laku yang kasar. Bisa secara fisik, psikis,
melalui kata-kata, atau pun kombinasi dari ketiganya. Hal tersebut bisa
dilakukan oleh kelompok atau individu. Pelaku mengambil keuntungan dari orang
lain yang dilihatnya mudah diserang.
Bullying
adalah tindakan di mana satu orang atau lebih mencoba untuk menyakiti atau
mengontrol orang lain dengan cara kekerasan. Ada banyak jenis bullying. Bisa
menyakiti dalam bentuk fisik, seperti memukul, mendorong, dan sebagainya. Dalam
bentuk verbal adalah menghina, membentak, dan menggunakan kata-kata kasar,
sedangkan dalam bentuk sosial seperti mengucilkan, dan mengabaikan orang.
Beberapa contoh bullying yang paling sering ditemui disekitar kita adalah kakak
kelas melabrak adik kelas karena dinilai bertingkah. Masa orientasi siswa yang
berakhir buruk karena si kakak kelas berlebihan mengerjai para siswa baru.
Teman sekelas yang dianggap aneh dikucilkan, dan tidak ada yang mau berteman
dengannya.
Dampak
Bullying
Dampak bagi korban
Bullying dapat membuat seseorang merasa cemas
dan ketakutan. Dapat mempengaruhi konsentrasi belajar di sekolah dan menuntun
mereka untuk menghindari sekolah. Bila bullying berlanjut dalam jangka waktu
yang lama maka dapat mempengaruhi self-esteem siswa, meningkatkan isolasi sosial,
memunculkan perilaku menarik diri, menjadikan remaja rentan terhadap stress dan
depresi, serta rasa tidak aman. Lebih parah lagi, bullying dapat mengakibatkan
remaja berbuat nekat, bahkan bisa membunuh atau melakukan bunuh diri. Jika
bullying menimpa korban secara berulang-ulang, maka korban akan merasa depresi
dan marah. Ia marah terhadap dirinya sendiri atau terhadap pelaku bullying.
Bahkan terhadap orang-orang di sekitarnya dan
terhadap orang dewasa yang tidak dapat atau tidak mau menolongnya. Hal tersebut
kemudan mulai mempengaruhi prestasi akademiknya. Berhubung tidak mampu lagi
muncul dengan cara-cara yang konstruktif untuk mengontrol hidupnya, ia mungkin
akan mundur lebih jauh lagi ke dalam pengasingan. Dampak negatif bullying juga
tampak pada penurunan skor tes kecerdasan dan kemampuan analisis siswa.
Dampak bagi pelaku
Pada umumnya para pelaku ini memiliki rasa
percaya diri yang tinggi dengan harga diri yang tinggi pula. Cenderung bersifat
agresif dengan perilaku yang pro terhadap kekerasan, tipikal orang berwatak
keras, mudah marah dan impulsif. Para pelaku bullying ini memiliki kebutuhan
kuat untuk mendominasi orang lain dan kurang berempati terhadap targetnya.
Pelaku bullying tidak dapat mengembangkan hubungan yang sehat. Kurang cakap untuk
memandang dari perspektif lain. Menganggap bahwa dirinya kuat dan disukai
sehingga dapat mempengaruhi pola hubungan sosialnya di masa yang akan datang.
Dengan melakukan bullying, pelaku akan
beranggapan bahwa mereka memiliki kekuasaan terhadap keadaan. Jika dibiarkan
terus-menerus tanpa intervensi, perilaku bullying ini dapat menyebabkan
terbentuknya perilaku lain berupa kekerasan terhadap anak dan perilaku kriminal
lainnya
Kenapa
terjadi bullying ?
Para pelaku bully mendapatkan kepuasan dari
menindas orang. Ia merasa lebih kuat dan lebih berkuasa karena ada orang yang
takut pada dirinya. Bisa jadi ia berpikiran, ia akan mendapat popularitas
disekolah karena ditakuti oleh siswa lainnya. Alasan lain mereka menindas
adalah karena mereka iri pada kelebihan target bullying mereka. Mereka merasa
terancam dengan kehadiran seseorang yang lebih cantik atau lebih pintar dari
mereka. Atau sebenarnya mereka memiliki masalah yang menyebabkan mereka
menindas untuk menyalurkan amarah mereka kepada orang lain. Mereka tidak tahu
apa dampak perbuatan bullyingnya terhadap para korban mereka. Sehingga mereka
tidak merasa bersalah atas perbuatannya.
Kenapa
bisa menjadi korban bullying ?
Orang yang biasanya dijadikan target penindasan
adalah orang yang memiliki perbedaan mencolok dibanding yang lain. Perbedaan
ini bisa jadi dari fisik, gaya berpakaian, dan perilaku seseorang. Contoh yang
paling sering ditemui adalah kakak kelas tidak suka dengan adik kelasnya yang
bertingkah, sehingga dilabrak habis-habisan oleh kakak kelasnya. Hal ini
menyebabkan para adik kelas merasa takut berkeliaran atau takut bertindak
disekitar sekolah.
Tanda
Anak Yang Menjadi Korban Bullying
Berikut ini beberapa tanda untuk mengenali
apakah anak Anda menjadi korban bullying atau tidak :
Ada luka yang tidak bisa dijelaskan
Luka atau cedera yang berusaha disembunyikan
anak, harus menjadi perhatian utama. Ingatkan anak bahwa tidak ada yang berhak
menyakiti mereka. Dorong mereka untuk menceritakan apa yang terjadi kepada
Anda. Informasi tersebut dibutuhkan agar masalah ini dapat ditangani oleh para
guru sekolah, yang tentunya bertujuan untuk mengakhiri penindasan.
Pakaian robek atau barang hilang
Jika anak kembali dari sekolah dengan keadaan
pakaian yang robek atau ada barang miliknya yang hilang tanpa penjelasan yang
masuk akal, sebaiknya Anda menyelidiki kemungkinan penyebabnya dengan cara yang
tepat dan mendukung.
Mengalami penyakit fisik
Sakit atau berpura-pura sakit untuk menghindari
sekolah bisa menjadi indikasi adanya trauma emosional. Bullying dapat secara
negatif memengaruhi kesehatan fisik dan emosional anak. Oleh karena hal
tersebut Anda harus waspada terhadap penyebabnya.
Malas untuk pergi ke sekolah
Jika anak Anda adalah siswa yang memiliki
prestasi bagus di sekolah dan tiba-tiba kehilangan minat untuk pergi ke sekolah
atau prestasinya mulai menurun, ada baiknya Anda berbicara dengan anak dan
gurunya tentang kemungkinan penyebabnya. Guru mungkin dapat memberikan
penjelasan yang bisa Anda pahami berkaitan dengan hubungan anak dengan
teman-temannya.
Berperilaku menyakiti diri sendiri
Karena malu dan bingung, banyak korban bullying
sulit meminta bantuan. Jangan pernah mengabaikan gejala-gejala seperti
menyakiti diri sendiri , pembicaraan tentang bunuh diri atau melarikan diri, atau
perilaku berbahaya lainnya.
Merasa rendah diri
Jangan pernah mengabaikan kecemasan, depresi
atau tanda rendah diri yang muncul tiba-tiba. Karena setiap perilaku stres apa
pun membutuhkan perhatian orang tua dengan segera. Bangunlah komunikasi yang
baik dengan anak, sehingga mereka merasa cukup aman untuk berbicara yang
terbuka dan jujur tentang ketakutan yang mereka alami.
Senang menyendiri
Jika anak mulai mengisolasi diri dari teman dan
keluarga, dapatkan solusi yang tepat untuk mengetahui apa alasannya. Menutup
diri atau senang menyendiri pada anak, ada kemungkinan anak tersebut telah
menjadi korban bullying. Cobalah Anda melakukan pendekatan yang lebih halus
pada anak Anda, agar anak Anda mau menceritakan tentang keadaan yang
sebenarnya.
sumber :
http://satu-untuk-semuanya.blogspot.com/2014/05/bullying.html?m=1